Dipublikasi - Jum, 14 Apr 2023
Teknik Berpikir 6 Topi atau 6 Thinking Hats
Pernahkan anda mengalami kebosanan dalam mengikuti rapat yang monoton dan satu arah? Peserta rapat diam dan tidak dapat mengemukakan ide-ide. Akhirnya rapat ditutup dengan kesimpulan yang "miskin" dan komitmen yang rendah. Jika kedaan ini tidak asing bagi anda, mungkin dalam pertemuan sekanjutnya anda dapat menerapkan teknik 6 thinking hats. Tekhnik Six Tinking Hats (Teknik berpikir Enam Topi) adalah alat yang dikembangkan oleh Edward de Bono untuk meningkatkan kreatifitas dan komunikasi yang efektif. Teknik ini banyak digunakan di berbagai bidang dan organisasi untuk menumbuhkan kreativitas, meningkatkan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, serta meningkatkan kerjasama kelompok. Teknik Six Tinking Hats diterapkan dengan mendorong anggota staf untuk memakai "topi" atau perspektif yang berbeda saat menganalisa suatu masalah atau tantangan.Keenam topi tersebut mewakili enam cara berpikir yang berbeda, yang masing-masing dikaitkan dengan warna tertentu. Berikut digambarkan proses pengambil keputusan yang dilakukan oleh sekolompok karyawan dalam suatu rapat, sebagai berikut:
Topi Putih (White Hat): Topi ini dikaitkan dengan fakta, angka, dan informasi objektif. Saat mengenakan topi putih, semua staf fokus pada data dan informasi yang tersedia. Mereka menganalisis data, mengidentifikasi pola dan tren, dan membuat kesimpulan logis.
Topi Merah (Red Hat): Topi ini diasosiasikan dengan emosi, perasaan, dan intuisi. Saat mengenakan topi merah, semua peserta rapat mengungkapkan perasaan dan emosi mereka tentang situasi tentang masalah yang dibahas. Mereka berbagi reaksi, pendapat, dan firasat mereka masing-masing.
Topi Hitam (Black Hat): Topi ini dikaitkan dengan pemikiran kritis dan analisis. Saat mengenakan topi hitam, anggota staf fokus pada potensi masalah dan tantangan yang terkait dengan solusi atau tindakan tertentu. Mereka mengidentifikasi potensi risiko, perangkap, dan keterbatasan.
Topi Kuning (Yellow Hat): Topi ini dikaitkan dengan optimisme dan kepositifan. Saat mengenakan topi kuning, anggota staf fokus pada potensi manfaat dan keuntungan dari solusi atau tindakan tertentu. Mereka mengidentifikasi peluang dan kekuatan.
Topi Hijau (Green Hat): Topi ini diasosiasikan dengan kreativitas dan inovasi. Saat memakai topi hijau, anggota staf terlibat dalam brainstorming dan pembuatan ide. Mereka mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru, menghasilkan ide-ide baru, dan berpikir di luar kotak.
Topi Biru (Blue Hat): Topi ini dikaitkan dengan manajemen dan organisasi. Saat memakai topi biru, anggota staf fokus pada gambaran besar dan keseluruhan proses. Mereka memfasilitasi diskusi, memandu kelompok menuju keputusan, dan memastikan bahwa setiap orang bekerja menuju tujuan yang sama.
Untuk menerapkan teknik ini, anggota didorong untuk "menggunakan topi" yang berbeda selama sesi curah pendapat (brainstorming) atau pemecahan masalah. Misalnya, selama fase awal sesi, anggota mungkin memakai topi hijau untuk menghasilkan ide baru dan menjelajahi berbagai kemungkinan. Kemudian, anggota mungkin memakai topi hitam untuk menganalisis potensi masalah dan keterbatasan, atau topi kuning untuk mengidentifikasi manfaat dan keuntungan potensial.
Teknik Berpikir Enam Topi ini dapat digunakan dalam berbagai cara untuk meningkatkan kreativitas dan kolaborasi di antara anggota staf. Misalnya, dapat digunakan selama rapat tim, sesi curah pendapat, atau sesi perencanaan proyek. Teknik tersebut dapat membantu anggota untuk berpikir lebih kritis, menghasilkan ide-ide baru, dan mendekati masalah dari perspektif yang berbeda.
Kesimpulannya, teknik Berpikir Enam Topi adalah alat yang ampuh untuk meningkatkan pemikiran kreatif dan komunikasi yang efektif di antara anggota kemlompok. Dengan mendorong anggota untuk "memakai topi yang berbeda" dan mendekati masalah dari perspektif yang berbeda, teknik ini dapat membantu menghasilkan ide-ide baru, meningkatkan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, serta meningkatkan kolaborasi kelompok.
Selamat mencoba..
Dibuat oleh
Indra Fahrizal
Praktisi dan dosen di sebuah universitas swasta di Jakarta. Memimpin sebuah Lembaga Pengembangan SDM di Jakarta dan berpengalaman memimpin beberapa perusahaan multinasional dan nasional lebih dari 25 tahun.
Kategori Terpopuler
Blog terbaru
Grit: Kunci Kesuksesan
Sen, 24 Jul 2023
Groupthink (pemikiran kelompok) dan dampaknya terhadap kreativitas
Kam, 22 Jun 2023
Teknik Berpikir 6 Topi atau 6 Thinking Hats
Jum, 14 Apr 2023