Dipublikasi - Sab, 08 Apr 2023
PEMBENTUKAN KELOMPOK ATAU TIM
Menurut Bruce
Tucman, pembentukan sebuah kelompok apakah organisasi perusahaan atau sekedar paguyuban
berdasarkan hobby, selalu melalui 4 tahap
sebagai berikut;
1. Forming
2. Storming
3. Norming
4. Performing
Tahapan ini
dikenal dengan Model Tuckman, diakui secara luas dalam psikologi yang
menggambarkan tahapan pembentukan sebuah kelompok. Model ini pertama kali
diperkenalkan oleh psikolog Bruce Tuckman pada tahun 1965 dan sejak itu telah
digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti psikologi organisasi,
psikologi sosial, dan pendidikan.
1.
Tahap Pembentukan (Forming):
Pada tahap ini, anggota kelompok baru
mengenal satu sama lain dan mencoba memahami peran dan tanggung jawab mereka.
Anggota mungkin bersikap sopan dan berhati-hati saat mereka menjalin hubungan
dan mulai membentuk rasa memiliki terhadap kelompok.
2.
Tahap Storming:
Pada tahap ini, konflik dan
ketidaksepakatan dapat muncul saat anggota mulai menegaskan diri mereka sendiri
dan menantang ide dan perspektif satu sama lain. Anggota dapat menjadi lebih
asertif dan menentang norma atau harapan kelompok, yang dapat menyebabkan
ketegangan dan konflik.
3.
Tahap Norming:
Pada tahap ini, anggota mulai membangun
rasa kohesi dan identitas bersama. Anggota bekerja secara kolaboratif menuju
tujuan bersama, dan norma dan nilai mulai muncul. Anggota mungkin mulai
merasakan rasa memiliki dan komitmen terhadap kelompok.
4.
Tahap Performing:
Pada tahap akhir ini, grup sangat
produktif dan kolaboratif, dan para anggota telah menjalin hubungan yang kuat
dan percaya satu sama lain. Kelompok berfungsi secara efektif dan efisien
menuju tujuannya.
Penting untuk
dicatat bahwa tidak semua kelompok akan melewati keempat tahap, dan beberapa
kelompok mungkin mengalami tahapan dalam urutan yang berbeda atau mungkin
melewatkan tahapan tertentu sama sekali. Selain itu, kelompok dapat
berpindah-pindah antar tahap saat mereka menghadapi tantangan atau perubahan
baru di lingkungan mereka.
Mungkin juga
suatu kelompok hanya bisa bertahan sampai tahap storming, konflik terus menerus
dan tidak bisa mencapai norming dan akhirnya bubar.
Dapat dikatakan
bahwa model pembentukan kelompok Tuckman adalah kerangka yang berguna untuk
memahami dinamika perkembangan kelompok dan dapat digunakan untuk memandu
kepemimpinan dan memfasilitasi kerjasama yang efektif dalam kelompok.
Gaya
kepimpinan dan Tahapan Pembentukan Kelompok
Gaya kepemimpinan
juga dapat berdampak signifikan pada proses pembentukan kelompok. Gaya
kepemimpinan yang berbeda, seperti otokratis, demokratis, atau laissez-faire,
dapat memengaruhi cara individu memandang dan merespons proses pembentukan
kelompok.
Gaya kepemimpinan
otokratis, misalnya, bisa efektif selama tahap Storming ketika konflik dan
perbedaan pendapat muncul. Gaya ini melibatkan pengambilan keputusan secara
mandiri dan menegaskan otoritas untuk menyelesaikan konflik dan menetapkan
arah. Namun, gaya kepemimpinan otokratis juga dapat membatasi selama tahap pembentukan
norma (Norming) dan tahap performing, karena dapat menghambat kreativitas dan
kolaborasi.
Gaya kepemimpinan
demokratis, di sisi lain, bisa efektif selama tahap pembentukan norma (Norming)
dan Performing, karena melibatkan pemberdayaan individu dan mempromosikan
kolaborasi dan partisipasi. Gaya ini dapat membantu individu merasa dihargai
dan dihormati, serta menumbuhkan rasa memiliki dan komitmen terhadap tujuan
kelompok. Namun, gaya kepemimpinan demokratis juga dapat menjadi tantangan
selama tahap storming, karena dapat menyebabkan keragu-raguan dan konflik.
Akhirnya, gaya
kepemimpinan laissez-faire bisa efektif selama tahap pembentukan (Forming),
karena memungkinkan individu untuk menjalin hubungan dan mengeksplorasi peran
dan tanggung jawab mereka secara mandiri. Namun, gaya ini dapat membatasi
selama tahap storming, norming, dan performing, karena dapat menyebabkan
kebingungan dan disorganisasi.
Sebagai kesimpulan, model pembentukan kelompok dan gaya kepemimpinan Tuckman merupakan komponen penting dari dinamika kelompok yang efektif. Kepemimpinan yang efektif melibatkan pemahaman tantangan dan karakteristik unik dari setiap tahap pengembangan kelompok, dan menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat untuk mendukung individu dan mendorong kolaborasi dan keterlibatan. Dengan melakukan itu, para pemimpin dapat membantu individu melewati setiap tahap dengan lebih lancar, dan pada akhirnya mencapai tujuan kelompok.
Menurut anda pada tahap mana organisasi tempat anda bekerja sekarang berada? Apakah gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh para manajer tepat dengan tahap tersebut?
Dibuat oleh
Indra Fahrizal
Praktisi dan dosen di sebuah universitas swasta di Jakarta. Memimpin sebuah Lembaga Pengembangan SDM di Jakarta dan berpengalaman memimpin beberapa perusahaan multinasional dan nasional lebih dari 25 tahun.
Komentar (0)
Kategori Terpopuler
Blog terbaru
Grit: Kunci Kesuksesan
Sen, 24 Jul 2023
Groupthink (pemikiran kelompok) dan dampaknya terhadap kreativitas
Kam, 22 Jun 2023
Teknik Berpikir 6 Topi atau 6 Thinking Hats
Jum, 14 Apr 2023