Dipublikasi - Kam, 22 Jun 2023
Groupthink (pemikiran kelompok) dan dampaknya terhadap kreativitas
Groupthink adalah fenomena psikologis yang terjadi ketika
sekelompok individu menghargai keharmonisan dan kesesuaian di atas pemikiran
kritis dan penilaian independen. Dalam skenario pemikiran kelompok, keinginan
untuk konsensus dan kesatuan dalam kelompok menjadi lebih penting daripada
mempertimbangkan perspektif alternatif atau mengevaluasi gagasan secara kritis.
Hal ini dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang salah dan kurangnya
kreativitas dalam kelompok.
Di tempat kerja, groupthink dapat terwujud dalam berbagai
cara. Salah satu contohnya adalah ketika karyawan atau pemimpin
menghindari pendapatyang berbeda, dan memilih
kesepakatan dan kesesuaian. Hal ini bisa terjadi karena tekanan sosial, ketakutan
akan konflik, atau keinginan untuk menjaga keharmonisan dalam kelompok.
Akibatnya, ide-ide inovatif, sudut pandang berbeda, dan kritik konstruktif ditekan,
sehingga membatasi potensi kreativitas yang mengakibatkan lingkungan kerja yang
stagnan dan tidak produktif.
Salah satu bahaya utama dari Groupthink adalah penindasan
terhadap perbedaan pendapat dan ketakutan untuk berbeda pendapat. Ketika
individu takut untuk angkat bicara atau menantang status quo, ide-ide baru
tidak diberi kesempatan untuk berkembang. Hal ini dapat menimbulkan konsekuensi
serius bagi bisnis, karena inovasi sangat penting untuk tetap kompetitif di
pasar yang berubah dengan cepat saat ini.
Untuk memerangi groupthink, penting untuk menciptakan
lingkungan di mana individu merasa aman untuk mengekspresikan ide dan pendapatnya. Mendorong komunikasi yang terbuka dan jujur, mendorong keragaman
dan inklusi, serta mendorong budaya keamanan psikologis adalah elemen kunci
untuk membebaskan diri dari belenggu pemikiran kelompok.
Beberapa perusahaan telah berhasil memerangi pemikiran
kelompok dan memupuk budaya inovasi. Salah satu contohnya adalah Google, yang
terkenal mendorong karyawannya untuk menghabiskan 20% waktunya mengerjakan
proyek yang mereka pilih sendiri. Hal ini memungkinkan untuk eksplorasi dan
eksperimen, yang mengarah pada pengembangan produk dan layanan inovatif.
Contoh lainnya adalah Pixar, studio animasi ternama. Pixar
memiliki budaya yang merangkul pengambilan risiko dan mendorong umpan balik
yang terbuka dan jujur. Mereka memiliki proses "Braintrust" yang
unik, di mana sekelompok individu tepercaya memberikan umpan balik dan kritik
atas pekerjaan yang sedang berjalan. Proses ini membantu memastikan bahwa
ide-ide dievaluasi dan disempurnakan secara ketat, mencegah timbulnya pemikiran
kelompok.
Menumbuhkan budaya kreativitas dan inovasi
Menciptakan budaya kreativitas dan inovasi dimulai dengan kepemimpinan kelompok(Team Leadership). Pemimpin harus mendorong dan menghargai
inovasi, dan dengan menunjukkan kesediaan mereka sendiri untuk mengambil risiko
dan berpikir di luar kotak. Ketika para pemimpin secara aktif mempromosikan dan
mendukung kreativitas, akan memberikan pesan dan kesan yang kuat ke seluruh organisasi
bahwa ide-ide baru dihargai dan didorong.
Selain dukungan kepemimpinan, organisasi dapat memupuk
budaya kreativitas dengan menyediakan sumber daya dan alat yang diperlukan
untuk berinovasi. Ini dapat mencakup waktu khusus untuk sesi curah pendapat, akses
ke teknologi mutakhir, dan peluang untuk pengembangan dan pembelajaran
profesional. Dengan berinvestasi dalam pengembangan keterampilan kreatif
karyawannya, organisasi dapat menciptakan tenaga kerja yang dapat mengatasi masalah kompleks dan menghasilkan solusi inovatif.
Penting juga untuk menciptakan lingkungan kerja yang
mendukung dan kolaboratif di mana individu merasa nyaman berbagi ide dan
berkolaborasi dengan orang lain. Hal ini dapat dicapai melalui kegiatan
membangun tim, proyek lintas fungsi, dan menumbuhkan rasa kebersamaan dalam
organisasi. Ketika karyawan merasakan rasa memiliki dan kepercayaan, mereka
lebih cenderung mengambil risiko dan menyumbangkan perspektif unik mereka untuk
proses pemecahan masalah.
Teknik untuk memerangi Groupthink
Memerangi groupthink membutuhkan pendekatan proaktif yang
mendorong keragaman pemikiran dan menantang status quo. Berikut adalah beberapa
teknik yang dapat membantu melepaskan diri dari cengkeraman pemikiran kelompok:
1. Mendorong perbedaan pendapat: Secara aktif mencari dan
menghargai perbedaan pendapat dan mendorong individu untuk angkat bicara,
bahkan jika ide mereka bertentangan dengan mayoritas. Hal ini dapat dilakukan
melalui forum terbuka, kotak saran anonim, atau peran “devil advocate” yang
ditunjuk dalam tim.
2. Promosikan tim yang beragam: Pastikan bahwa tim terdiri dari
individu dengan latar belakang, pengalaman, dan perspektif yang berbeda.
Keanekaragaman pemikiran mengarah pada solusi yang lebih inovatif dan mencegah
pemikiran kelompok bertahan.
3. Rotasi anggota tim: Merotasi anggota tim secara teratur untuk
mengekspos mereka ke perspektif yang berbeda dan menghindari pembentukan klik
atau ruang gema. Hal ini membantu mencegah stagnasi ide dan mendorong pemikiran
segar.
4. Gunakan teknik pengambilan keputusan: Terapkan teknik
pengambilan keputusan seperti metode Delphi atau 6 thinking hats untuk
mendorong pemikiran kritis dan menghindari jebakan pemikiran kelompok. Teknik
ini menyediakan kerangka terstruktur untuk mengevaluasi ide dan membuat
keputusan berdasarkan kriteria objektif.
Kesimpulan: Merangkul inovasi untuk kesuksesan masa depan
Dalam lanskap bisnis yang berubah dengan cepat saat ini,
inovasi dan pemecahan masalah secara kreatif menjadi lebih penting dari
sebelumnya. Memerangi groupthink atau pemikiran kelompok dan mengembangkan
budaya inovasi memerlukan pendekatan proaktif yang menghargai perspektif yang
beragam, mendorong komunikasi terbuka, dan memberdayakan karyawan untuk
mengambil risiko dan berpikir di luar kebiasaan.
Dengan memahami bahaya groupthink, menerapkan teknik untuk melawannya, dan mendorong pemecahan masalah secara kreatif dalam tim, organisasi dapat membuka potensi karyawannya dan mendorong inovasi ke depan. Dengan dukungan kepemimpinan yang kuat, alat dan sumber daya yang tepat, serta komitmen untuk mengukur dan mengevaluasi kesuksesan, organisasi dapat berinovasi dan mempersiapkan diri untuk sukses di masa depan.
Dibuat oleh
Indra Fahrizal
Praktisi dan dosen di sebuah universitas swasta di Jakarta. Memimpin sebuah Lembaga Pengembangan SDM di Jakarta dan berpengalaman memimpin beberapa perusahaan multinasional dan nasional lebih dari 25 tahun.
Komentar (0)
Kategori Terpopuler
Blog terbaru
Grit: Kunci Kesuksesan
Sen, 24 Jul 2023
Groupthink (pemikiran kelompok) dan dampaknya terhadap kreativitas
Kam, 22 Jun 2023
Teknik Berpikir 6 Topi atau 6 Thinking Hats
Jum, 14 Apr 2023